Tugas 5 Bahasa Indonesia 2

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah

Bahasa merupakan kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia tersebut, pasti akan ada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa indonesia sebagai bahasa ilmiah. Bahasa dipakai sebagai alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu bahasa adalah alat komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi antar-orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan fenomena kebudayaan.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
Karakterisasi (observasi dan pengukuran), Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran), Prediksi (deduksi logis dari hipotesis), Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas).

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan, yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis – menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata – kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat – suarat pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat – surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul – betul ditaati.

Sebelum, EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan ejaan Soewandi atau ejaan Republik, Ejaan tersebut diumumkan berlakunya terhitung mulai 19 maret 1947. Sebelum ejaan Soewandi berlaku Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kiyab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901 sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku dalam tulis menulis dalam bahasa Melayu, digunakana huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.

A. PEMAKAIAN HURUF

1. Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.

2. Huruf vokal: a, e, i, o, u.

3. Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.

4. Huruf diftong: ai, au, ai.

5. Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.

B. PENULISAN HURUF KAPITAL

Huruf kapital dipakai sebagai berikut.

1. Huruf pertama kata pada awal kalimat

2. Huruf pertama petikan langsung

3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti

4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama

orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang

7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.

9. Huruf pertama nama geografi.

10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.

11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan,lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

12. Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.

13. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.

15. Huruf pertama kata ganti Anda.

C. PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING
1. Menuliskan nama buku, majalah, koran
2. Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
3. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan / dikhususkan

D. PEMAKAIAN TANDA BACA

a. Tanda titik (.) dipakai :

1. Pada akhir kalimat,

2. Pada singkatan nama orang,

3. Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan,

4. Pada singkatan atau ungkapan yang sangat umum,

5. Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dandaftar,

6. Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu,

7. Untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukan jangka waktu,
b. Tanda titik (.) yang tidak dipakai :

1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan
jumlah ,

2. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf–huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan
keduanya,yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga–lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.

3. Di belakang alat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.

c. Tanda koma (,) dipakai :

1. Di antara unsur–unsur dalam suatu perincian dan pembilangan

2. Untuk memisahkan kalimat setara;

3. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat;

4. Di belakang kata seru yang terdapat pada awal kalimat;

5. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal

kalimat;

6. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain;

7. Di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan;

8. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya;

9. Di antara nama orang dan gelar akademik;

10. Di muka angka persepuluhan;

11. Untuk mengapit keterangan tambahan, atau keterangan aposisi.

d. Tanda titik koma (;) dipakai :

1. Untuk memisahkan bagian–bagian kalimat yang sejenis dan setara;

2. Untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.

e. Tanda titik dua (:) dipakai :

1. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian;

2. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian;

3. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan

4. Kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan;

5. Di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab – kitab suci,
atau di antara judul dan anak judul suatu karangan (karangn Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit).

f. Tanda hubung (-) dipakai :

1. Untuk menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah karena pergantian baris;

2. Untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya;

3. Menyambung unsur–unsur kata ulang;

4. Menyambung huruf kata yang dieja;

5. Untuk memperjelas hubungan bagian–bagian ungkapan;

6. Untuk merangkaikan se- dengan angka, angka dengan –an, singkatan huruf besar
dengan imbuhan atau kata;

7. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

g. Tanda pisah (–) dipakai :

1. Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member pelajaran (kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh.

2. Untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas (Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta).

3. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di antara nama
dua kota yang berarti ‘ke’ atau sampai (1945 – 1950 :Bandung – Jakarta).

h. Tanda elipsis (. . .) dipakai :

1. Untuk menggambarkan kalimat yang terputus : Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat.

2. Untuk menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan . . . akan diteliti lebih lanjut.

i. Tandapetik(‘…’)dipakai:

1. Mengapit petikan langsung,

2. Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat.

3. Mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal.

j. Tanda petik tunggal (‘…’) dipakai :

1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan petikan lain, misalnya : Tanya basri, “Kaudengar bunyi ‘kring – kring tadi’?

2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing, misalnya : rate of inflation ‘laju inflasi’.

k. Tanda garis miring (/) dipakai :

1. Dalam penomoran kode surat, misalnya : No. 7/ PK/ 1983 ;

2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat, misalnya: mahasiswa / mahasiswi, hanya Rp 30,00 / lembar, Jalan Banteng V / 6.

l. Tanda penyingkat atau apostrop (‘) dipakai :

Menunjukkan penghilangan bagian kata, Misalnya : Amin ‘kan kusurati (‘kan =akan) Malam ‘lah tiba (‘lah=telah)

Sumber :

Wahyu R.N. Tri, “Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi”, Gunadarma, Jakarta, 2006

http://www.iphin-kool.co.cc/2009/04/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia-dalam.html

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf.

http://blog.divii.info/2009/10/peranan-bahasa-indonesia-dalam-konsep.html

Tugas 4 Bahasa Indonesia 2

Khasiat Jeruk Nipis...

jeruk_nipis1Jeruk Nipis dikenal dengan bahasa latin Citrus aurantifolia Swingle, merupakan sejenis jeruk yang banyak ditanam di Indonesia. Jeruk nipis mempunyai nama daerah bermacam-macam, antara lain: kelangsa (Aceh), jeruk nipis (Sunda), jeruk alit (Nusa Tenggara), dan masih banyak lagi nama daerah lain di Indonesia.

Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, buah yang sudah dikonsumsi ribuan tahun yang lalu ini juga bisa mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit. Memang ada begitu banyak jeruk, antara lain jeruk keprok, jeruk manis, jeruk sitrun, jeruk sambal, jeruk nipis, jeruk mandarin, dan masih banyak lagi yang lainnya. Akan tetapi, dari segi manfaat tidak ada satu pun yang menyamai jeruk nipis.

Jeruk nipis merupakan tumbuhan perdu dengan banyak cabang. Tingginya bisa mencapai enam meter. Daunnya berbentuk bulat telur dan bertangkai. Bunganya berbentuk bintang berwarna putih. Batangnya berkayu keras dan biasanya berbuah setelah 2,5 tahun. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan yang licin, berkulit tipis, dan berwarna hijau kekuningan jika sudah tua. Buah jeruk nipis mengandung banyak air dan vitamin C yang tinggi. Daun, buah, dan bunganya, mengandung minyak terbang limonin dan linalool. Biasanya jeruk nipis tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah yang banyak terkena sinar matahari.

Kandungan Zat dalam Jeruk Nipis

Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat, misalnya: limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, dan sitral. Disamping itu jeruk nipis mengandung asam sitrat.

Berikut Beberapa Khasiat Jeruk Nipis:

  1. Air jeruk nipis bermanfaat untuk membersihkan toksin dari tubuh. Kulit tidak akan terlihat bagus apabila di tubuh banyak tersimpan toksin, dengan membersihkan toksin dalam tubuh, maka yang pertama terlihat efeknya adalah kulit terlihat cerah dan bersih.
  2. Jeruk nipis dapat membantu meringankan gangguan pada pencernaan dengan cara mencampurnya dengan air hangat, adapun gangguan pencernaan yang bisa diatasi adalah mual, mulas, dan sembelit yang disebabkan parasit. Jus air jeruk nipis ini sudah terkenal dapat membantu meringankan cegukan atau sendawa. Jus jeruk nipis akan banyak berfungsi menghasilkan tonik pada empedu Anda, sehingga dapat membantu untuk mencernakan makanan, menurunkan produksi jumlah lendir dan membantu melarutkan batu empedu.
  3. Jeruk nipis mengandung vitamin C yang tinggi, maka dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi, mempercepat masa penyembuhan luka, dan mengurangi alergi. Jus jeruk nipis dapat meringankan gejala asma, radang amandel, dan sakit tenggorokan.
  4. Jeruk nipis adalah diuretic yang artinya air jeruk nipis ini bermanfaat bagi penderita infeksi pada saluran urine. Air jeruk nipis juga dapat bermanfaat untuk penderita rematik karena zat yang terkandung di dalamnya dapat mengeluarkan atau membersihkan toksin dan bakteri dari dalam tubuh. Apabila jeruk nipis dicampur dengan kopi dapat membantu meredakan sakit kepala, karena dapat menarik atau menetralkan kafein yang banyak terkandung dalam kopi.
  5. Bila dimanfaatkan sebagai obat luar, jus jeruk nipis dapat dipergunakan untuk menghentikan hidung berdarah, adapun caranya dengan menuangkan jus jeruk tersebut pada kapas kemudian dioleskan ke lubang hidung, menghentikan pendarahan gusi dan menghaluskan bibir namun hati-hati apabila bibir Anda dalam keadaan pecah-pecah akan terasa perih. Air jeruk nipis juga bisa dimanfaatkan sebagai pelindung kulit dari sinar matahari.
  6. Jeruk nipis juga bermanfaat sebagai penyubur pertumbuhan rambut, mengkilaukan rambut yang kusam dan menghitamkan rambut yang pirang. Adapun caranya dengan memeras air jeruk nipis secukupnya, airnya diusapkan ke rambut kemudian dijemur dengan sinar matahari selama 1 jam, baru bilas dengan sampo sampai bersih maka rambut Anda akan terlihat berkilau dan kelihatan lebih sehat.
  7. Minyak atsiri daun jeruk nipis dapat menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus (kuman pada kulit). Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggorokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang, karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman.
http://ksupointer.com/2010/khasiat-jeruk-nipis