Gunakan Semua Waktumu Dengan Sebaik Mungkin

Di Zaman sekarang ini kita sebagai orang-orang yang mengisi kehidupan setiap harinya seharusnya sudah waktunya kita menjadikan waktu itu menjadikan suatu hal yang berharga.

Kadang setiap orang menggunakan waktunya untuk hal-hal yang tidak begitu berarti untuk kehidupannya. Sudah sepatutnya kita sebagai manusia harus menggunakan waktunya untuk hal-hal yang berarti bagi kita sendiri, masyarakat, dan bangsa kita sendiri.

Apalagi di zaman sekarang yang begitu berat persaingannya waktu merupakan menjadi hal yang berharga yang bisa dijadikan suatu penimbaan ilmu yang bermanfaat untuk nantinya. Karena sesungguhnya orang-orang yang menyia-yiakan waktunya hanya untuk hal-hal yang tidak begitu penting adalah orang-orang yang merugi.

Sebaiknya dijadikan batu loncatan karena persaingan hidup itu begitu sangat keras dan terjang, siapapun yang tidak siap dalam menghadapi itu semua akan menjadi orang-orang yang menyesal nantinya.

Oleh karena itu, Waktumu adalah sesuatu yang sangat berharga dan janganlah pernah kau sia-siakan. Gunakan setiap waktumu untuk mencoba hal-hal yang baru agar engkau dapat menjadikan suatu pembelajaran kelak nantinya, dan menjadikan senjata yang ampuh untuk masa depan yang belum benar-benar kita ketahui.

Sekarang Atau Tidak Pernah Sama Sekali

Kadang setiap orang ingin mencoba suatu hal atau keinginan tetapi mereka bingung untuk menentukan sikap mau dibawa keinginan nantinya.

Seharusnya jika seseorang itu mengalami hal tersebut hal yang harus dilakukan adalah memilih dan menentukan pilihan sekarang juga karena hidup itu merupakan piihan yang menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang sedangkan masa depan itu yang menentukan adalah kita sendiri.

Walaupun semua itu terkadang berat dalam membuat keputusa pada saat itulah kita sebagai manusia harus membuat keputusan bagaimanapun juga keputusan itu merupakan sutau pilihan yang harus kita pilih nantinya karena kita tidak mau menjadi orang-orang yang menyesal pada nantinya.

Oleh karena itu, setiap keputusan yang kita pilih adalah suatu hal yang patut dihargai karena ada yang mengatakan sekarang atau tidak pernah sama sekali. Jangan pernah menjadi orang-orang yang menyesal karena kesempatan itu tidak datang untuk kedua kalinya.

Lebih Baik Terlambat Atau Tidak Sama Sekali

Ketika setiap orang malas untuk mencoba hal yang baru maka orang tersebut adalah orang-orang yang dikatakan akan menyesal di kemudian harinya.

Sesungguhnya sesuatu yang baru itu bisa menjadikan pelajaran, pengalaman dan wawasan bagi kita semua. Oleh karena itu tidak ada salahnya kita sebagai manusia untuk mencoba hal-hal yang baru, setidaknya dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua.

Kadang setiap orang berpikir untuk melakukan hal yang baru takut akan menambah menjadi masalahnya yang baru bagi mereka, orang-orang yang tidak pernah mau mencoba hal yang baru, tidak ingin menambah pengalaman mereka padahal hal tersbut dapat dijadika suatu pembelajaran yang berharga bagi mereka yang mau mencoba hal-hal yang baru.

Oleh karena itu, sesungguhnya semua hal di dunia ini seharusnya dihadapi dan dijalankan sesuai dengan kadarnya atau kapasitasnya jangan menghindar dari masalah yang telah atau diberikankepada sesorang ataupun kita, karena semua kejadian di masa yang akan datang tidak ada yang bisa mengira ingin gimana nantinya jalan ktia dimasa yang akan datang.

Seharusnya kita sebagai manusia sadar dengan satu hal ini “Lebihbaik Terlambat daripada tidak sama sekali” karena disini orang-orang yang ingin mencoba adalah orang-orang yang ingin berusaha dalam merasakan hal-hal yang baru. Dan bisa juga dijadikan referensi dalam kehidupan kita.

Ketika Sifat malas Itu Datang

Ketika semua orang berpikirn malas, jenuh, bosan dengan segala hal yang mereka hadapi timbul sebuah rasa ingin adanya penyegaran di dalam kehidupannya.

Setelah itu mereka berpikir sebaiknya melakukan hal-hal yang baru agar rasa bosan itu tidak timbul lagi. Kadang hal-hal yang baru itu dapat menciptakan hal yang menyenangkan atau sebaliknya menjadikan suatu hal yang menyedihkan.

Ketika hal yang menyenangkan itu terwujud maka kebahagiaan akan kita rasakan sesuai dengan kapasitasnya. Sebaliknya hal yang menyedihkan itu datang maka kesedihan, rasa bosan akan bertambah dan menjadi makin frustasi untuk mereka yang mengalaminya.

Oleh karena itu, sebelum semuanya itu menjadi suatu hal yang membosankan jalani kegiatan tersebut dengan rasa senang dan gembira sehingga hal-hal malas, bosan dan jebuh tidak timbul lagi. Walaupun hal tersebut pasti akan timbul setidaknyakita bisa meminimalisirkan kejadian yang dapat mengarah ke hal tersebut.

Kesabaran

Kesabaran adalah mampu untuk menerima hal-hal buruk dengan batin yang tenang berimbang. Kesabaran adalah mampu untuk menelan bulat-bulat segala bentuk kekecewaan. Kesabaran adalah mampu bersikap tenang seimbang kala menghadapi hinaan dan hujatan. Kesabaran adalah mampu untuk menahan diri agar ucapan dan perbuatan kita tidak semata digerakan oleh nafsu emosi sesaat. Kesabaran adalah mampu untuk tetap memancarkan cinta kasih kepada mereka yang menyakiti kita. Kesabaran adalah mampu untuk mengendalikan pikiran-pikiran liar kita sendiri. Kesabaran adalah mampu untuk menghentikan proliferasi pikiran kita sendiri. Kesabaran adalah mampu untuk menunggu hasil yang indah dari praktek pelaksanaan Dhamma. Kesabaran adalah mampu untuk menunggu sebuah kebenaran menampakkan dirinya sendiri. Kesabaran adalah mampu untuk menerima kenyataan ketidaksempurnaan yang ada pada diri tiap manusia dengan apa adanya. Kesabaran adalah mampu untuk berdiam diri mengamati proses batin kita sendiri yang bertubi-tubi. Kesabaran adalah mampu untuk mengenali diri sendiri dan mengenali orang lain. Generasi ini, yang dilahirkan dengan segala kemudahan, dengan segala sesuatu yang serba instant, dengan segala sesuatu yang otomatis, telah melupakan suatu nilai batin yang sangat mendasar ini. Karena kurang sabar , maka kita berkonflik. Karena kurang sabar , maka kita terburu-buru menjudgment sesuatu. Karena kurang sabar , kita kehilangan teman-teman. Karena kurang sabar , kita lebih banyak membuat musuh daripada sahabat. Karena kurang sabar , panen yang semestinya kita tuai menjadi rusak. Karena kurang sabar , kita menjadi marah. Karena kurang sabar , kita menjadi cemas gelisah. Karena kurang sabar , kita tidak dapat mindful Karena kurang sabar , kita tidak dapat berpraktek Dhamma Karena kurang sabar , kita semakin jauh dari benih Kebuddhaan kita.

Ketika Penyesalan Itu Datang...

Disaat mulai melakukan sesuatu setiap orang pasti pada awalnya semangat untuk melakukannya, terkadang orang tersebut sampai lupa diri akibat dari terlalu semangat dengan tujuannya tersebut. Hal seperti itu tidak patut untuk dicontoh, karena semua tujuan yang ingin dicapai itu harus butuh pengorbanan dan displin.

Disamping itu juga sesuatu yang ingin dicapai, tidak boleh lupa dengan suatu kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu tersebut karena setiap orang memiliki kadar dan tolak ukur masing-masing. Ada orang yang mau berkorban karena memang mencintai tujuannya, dan dia benar-benar tulus untuk mewujudkannya. Ada orang yang mau berkorban tapi dia tidak serius dan main-main untuk mewujudkannya maka sebagai orang individu-individu seperti tersebut jangan berharap kesuksesan akan menghampirinya di kemudian hari.

Oleh sebab itu, sebelum semua itu terlambat dalam jurang yang terlalu dalam dan sebelum semua jalan yang yang berkelok-kelok menghampiri masing-masing individu. Sebaiknya mulai dari sekarang kita sebagai manusia harus sadar dengan kerasnya hidup di jaman sekarang karena "Hidup Itu Keras" semua itu ada persaingannya dan orang-orang yang tekun dan mau berjuang keras ialah orang-orang yang masa depannya akan indah dan bahagia.

Sesungguhnya belum terlambat bagi kita untuk memperbaiki semuanya, karena hal yang terbaik adalah mencoba suatu hal daripada tidak sama sekali, dan kita harus mengubah cara hidup kita yang disiplin dan kembali ke melakukan suatu hal yang terbaik.

Janganlah jadi orang-orang yang menyesal di kemudian hari, karena penyesalan itu datangnya di akhir. Betapa sakitnya dan perihnya jika kita sebagai individu mengalami hal tersebut. Oleh karenanya cegahlah hal-hal seperti itu agar tidak terjadi kepada diri kita sendiri maupun orang lain.

Disini orang-orang yang mengalami penyesalan pasti akan meluapkan kesesalannya karena sungguh dia bertanya-tanya kenapa tidak dari dulu atau kemarin-kemarin saya melakukan hal tersebut, sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi kepadanya.

Maka oleh sebab itu disini perlu kita ambil suatu pelajaran yakni, janganlah engkau sia-siakan waktumu dengan kegiatan yang tidak bermanfaat tapi gunakan waktumu untuk sesuatu yang berguna dan bermanfaat, agar penyesalan dan kekecewaan tidak datang kepada kita maupun orang lain.

Tugas 5 Bahasa Indonesia 2

Peranan Bahasa Indonesia dalam Konsep Ilmiah

Bahasa merupakan kunci untuk membuka khasanah pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia tersebut, pasti akan ada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang berarti meningkatkan mutu bahasa indonesia sebagai bahasa ilmiah. Bahasa dipakai sebagai alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu bahasa adalah alat komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri. Komunikasi antar-orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan fenomena kebudayaan.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
Karakterisasi (observasi dan pengukuran), Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil observasi dan pengukuran), Prediksi (deduksi logis dari hipotesis), Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas).

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulismenulis yang distandarisasikan, yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis – menulis orang tidak hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang tepat, melainkan juga mengeja kata – kata dan kalimat tersebut sesuai dengan ejaan yang berlaku. Dalam surat – suarat pribadi dan kalimat catatan harian misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam makalah, dan dalam surat – surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul – betul ditaati.

Sebelum, EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan ejaan Soewandi atau ejaan Republik, Ejaan tersebut diumumkan berlakunya terhitung mulai 19 maret 1947. Sebelum ejaan Soewandi berlaku Ejaan Van Ophuysen yang ketentuannya dimuat dalam Kiyab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901 sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku dalam tulis menulis dalam bahasa Melayu, digunakana huruf Jawi atau Arab Melayu dan juga huruf Latin dengan ejaan yang tidak teratur.

A. PEMAKAIAN HURUF

1. Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.

2. Huruf vokal: a, e, i, o, u.

3. Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.

4. Huruf diftong: ai, au, ai.

5. Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.

B. PENULISAN HURUF KAPITAL

Huruf kapital dipakai sebagai berikut.

1. Huruf pertama kata pada awal kalimat

2. Huruf pertama petikan langsung

3. Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, termasuk kata ganti

4. Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

5. Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama

orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang

7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.

9. Huruf pertama nama geografi.

10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.

11. Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan,lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

12. Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.

13. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

14. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.

15. Huruf pertama kata ganti Anda.

C. PENULISAN HURUF BERCETAK MIRING
1. Menuliskan nama buku, majalah, koran
2. Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
3. Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan / dikhususkan

D. PEMAKAIAN TANDA BACA

a. Tanda titik (.) dipakai :

1. Pada akhir kalimat,

2. Pada singkatan nama orang,

3. Pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan,

4. Pada singkatan atau ungkapan yang sangat umum,

5. Di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, dandaftar,

6. Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan waktu,

7. Untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukan jangka waktu,
b. Tanda titik (.) yang tidak dipakai :

1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan
jumlah ,

2. Dalam singkatan yang terdiri atas huruf–huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan
keduanya,yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga–lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.

3. Di belakang alat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.

c. Tanda koma (,) dipakai :

1. Di antara unsur–unsur dalam suatu perincian dan pembilangan

2. Untuk memisahkan kalimat setara;

3. Untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat;

4. Di belakang kata seru yang terdapat pada awal kalimat;

5. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal

kalimat;

6. Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain;

7. Di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan;

8. Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya;

9. Di antara nama orang dan gelar akademik;

10. Di muka angka persepuluhan;

11. Untuk mengapit keterangan tambahan, atau keterangan aposisi.

d. Tanda titik koma (;) dipakai :

1. Untuk memisahkan bagian–bagian kalimat yang sejenis dan setara;

2. Untuk memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.

e. Tanda titik dua (:) dipakai :

1. Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian;

2. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian;

3. Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan

4. Kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan;

5. Di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab – kitab suci,
atau di antara judul dan anak judul suatu karangan (karangn Ali Hakim, Pendidikan
Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit).

f. Tanda hubung (-) dipakai :

1. Untuk menyambung suku–suku kata dasar yang terpisah karena pergantian baris;

2. Untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya;

3. Menyambung unsur–unsur kata ulang;

4. Menyambung huruf kata yang dieja;

5. Untuk memperjelas hubungan bagian–bagian ungkapan;

6. Untuk merangkaikan se- dengan angka, angka dengan –an, singkatan huruf besar
dengan imbuhan atau kata;

7. Untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

g. Tanda pisah (–) dipakai :

1. Untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member pelajaran (kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh.

2. Untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas (Rangkaian penemuan ini – evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta).

3. Di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai dengan’ atau di antara nama
dua kota yang berarti ‘ke’ atau sampai (1945 – 1950 :Bandung – Jakarta).

h. Tanda elipsis (. . .) dipakai :

1. Untuk menggambarkan kalimat yang terputus : Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah kita berangkat.

2. Untuk menunjukan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan . . . akan diteliti lebih lanjut.

i. Tandapetik(‘…’)dipakai:

1. Mengapit petikan langsung,

2. Mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat.

3. Mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal.

j. Tanda petik tunggal (‘…’) dipakai :

1. Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan petikan lain, misalnya : Tanya basri, “Kaudengar bunyi ‘kring – kring tadi’?

2. Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing, misalnya : rate of inflation ‘laju inflasi’.

k. Tanda garis miring (/) dipakai :

1. Dalam penomoran kode surat, misalnya : No. 7/ PK/ 1983 ;

2. Sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat, misalnya: mahasiswa / mahasiswi, hanya Rp 30,00 / lembar, Jalan Banteng V / 6.

l. Tanda penyingkat atau apostrop (‘) dipakai :

Menunjukkan penghilangan bagian kata, Misalnya : Amin ‘kan kusurati (‘kan =akan) Malam ‘lah tiba (‘lah=telah)

Sumber :

Wahyu R.N. Tri, “Bahasa Indonesia : Untuk Perguruan Tinggi”, Gunadarma, Jakarta, 2006

http://www.iphin-kool.co.cc/2009/04/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia-dalam.html

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/agus_buku_ajar.pdf.

http://blog.divii.info/2009/10/peranan-bahasa-indonesia-dalam-konsep.html